Studi Okupansi dan Kelayakan Tarif Operasional KRL Commuter Line Lintas Yogyakarta – Solo Balapan
DOI:
https://doi.org/10.33005/kern.v7i2.46Keywords:
KRL Yogyakarta-Solo, Okupansi, Load Factor, Tarif, Ability To Pay, Willingness To PayAbstract
Wilayah aglomerasi Yogyakarta-Solo merupakan salah satu wilayah yang memiliki jumlah mobilitas orang yang tinggi karena dipengaruhi adanya daya tarik berupa bangkitan destinasi wisata, sarana pendidikan, maupun bisnis yang ada di wilayah ini. Potensi mobilitas orang menjadikan adanya perubahan layanan kereta perkotaan yaitu Kereta Api Prambanan Ekspres menjadi KRL Commuter Line. Pengoperasian KRL Commuter Line Yogyakarta–Solo dengan menambah titik pemberhentian yang belum dilayani oleh Kereta Api Prambanan Ekspres sebelumnya memiliki potensi terhadap bertambahnya okupansi penumpang. Tarif yang dikenakan kepada penumpang KRL Commuter Line Yogyakarta-Solo sama dengan layanan Kereta Api Prambanan Ekspres yaitu berupa sistem dengan tarif flat. Hal ini berbeda dengan tarif yang diterapkan pada basis layanan commuter line di KRL Jabodetabek yang beracuan pada jarak yang ditempuh pengguna atau disebut dengan sistem tarif progresif. Hasil analisis pada penelitian ini diperoleh bahwa okupansi Kereta Api Prambanan Ekspres pada periode tahun 2016 hingga 2020 yaitu sebesar 90,15%. Sementara itu, KRL Commuter Line Yogyakarta-Solo yang beroperasi pada masa pandemi dengan periode tinjauan tanggal 10 Februari sampai 4 April 2021 diperoleh nilai okupansi sebesar 60,11% dengan nilai pertambahan okupansi pengaruh dari 4 stasiun pemberhentian baru sebesar 4,38%. Pada analisis kelayakan tarif dengan metode ability to pay diperoleh nilai sebesar Rp11.098,00 (tarif eksisting < tarif ATP) dan analisis dengan metode willingness to pay diperoleh nilai sebesar Rp8.790,00 (tarif eksisting < tarif WTP). Tarif eksisting yang berlaku ditinjau dari ability to pay maupun willingness to pay sudah sesuai dengan kemampuan dan kesediaan responden. Selanjutnya, skema penerapan tarif progresif diperoleh tarif maksimal sebesar Rp7.000,00 (tarif progresif < tarif WTP) sehingga apabila diterapkan, tarif progresif juga masih sesuai dengan kesediaan membayar responden.
References
Kamus Besar Bahasa Indonesia, "Komuter," 2019. [Online]. Available: https://kbbi.web.id/. [Accessed 14 February 2021].
M. N. Nasution, Manajemen Transportasi, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004.
A. Raidyarto and A. E. Prabowo, "Analisa Biaya Operasional Kendaraan Angkutan Penumpang Roda Dua di Waena Kota Jayapura," Jurnal Ilmiah Teknik dan Informatika, vol. 1, no. 1, pp. 1-5, 2016.
J. Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.
Statistikian, "Cara Hitung Rumus Slovin Besar Sampel," 16 December 2017. [Online]. Available: https://www.statistikian.com/. [Accessed 12 February 2021].
I. Muchlis, "Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di PT. Batik Danar Hadi Surakarta," Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015.
B. R. Sumantri and W. Herijanto, "Analisis Kinerja Operasional Kereta Api Sriwedari Ekspress Jurusan Solo - Yogya," Jurnal Teknik Pomits, vol. 3, no. 1, pp. E1-E6, 2014.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat, "SK.687/AJ.206/DRJD/2002 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan dalam Trayek Tetap dan Teratur," Jakarta, 2002.
D. A. Susanto, B. Yulianto and A. M. H. Mahmudah, "Analisis Potensi Demand, Abillity to Pay (ATP) dan Willingness to Pay (WTP) BST koridor 1 dengan Adanya Sistem Contra Flow di Jalan Brigjen Slamet Riyadi Pada Pertokoan," Jurnal Matriks Teknik Sipil, vol. 5, no. 1, pp. 229-234, 2017.
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, "Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KM 348 tentang Tarif Angkutan Orang dengan Kereta Api Pelayanan Kelas Ekonomi untuk Melaksanakan Kewajiban Pelayanan Publik," Jakarta, 2020.
R. Safitri, "Evaluasi Tarif Angkutan Umum Berdasarkan Ability to Pay (ATP) dan Willingness to Pay (WTP) di Kota Pangkal Pinang," Jurnal Fropil, vol. 4, no. 2, pp. 156-164, 2016.