Analisa Anjlokan Kereta Api Bima Rute Surabaya-Malang Pada KM 8+625 Petak Wonokromo-Waru

Authors

  • Nugroho Utomo Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
  • Dian Purnamawati Solin Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

DOI:

https://doi.org/10.33005/kern.v5i2.13

Keywords:

Kereta Api, Rel, Anjlok, Momen Pada Rel, Tegangan Pada Rel

Abstract

Peristiwa anjloknya kereta api pada rel merupakan kondisi dimana kereta api tidak dapat menunjukkan performa perjalanannya dengan aman dan keluar dari jalurnya disebabkan karena gangguan mekanik pada rel seperti rel patah  dan komponen pendukung struktur jalan kereta api seperti penambat rel dan bantalan rel yang tidak berfungsi dengan baik. Anjloknya kereta api merupakan hal yang perlu dipertimbangkan dalam keselamatan perjalanan kereta api terlebih lagi jika kereta api tersebut membawa muatan barang berbahaya.  Penyebab dari rel patah dapat terjadi karena kelelahan material dari rel yang tidak terpantau ditambah dengan pembebanan berulang dari kereta api. Selain itu kejadian anjloknya kereta api pada rel juga dapat terjadi di area perlintasan sebidang antara jalan kereta api dan jalan raya dengan jarak pandang aman tersedia yang pendek. Dari beberapa peristiwa kereta api anjlok yang pernah terjadi di Indonesia umumnya disebabkan karena patah rel. Seperti peristiwa yang terjadi pada tanggal 26 Juli 2017 di KM 8+625 petak Wonokromo – Waru yakni anjloknya Kereta Api Bima (KA 43) rute Surabaya –Malang disebabkan oleh rel patah. Prosedur analisis anjloknya Kereta Api Bima ini dilakukan dengan perhitungan distribusi pembebanan pada stamformasi kereta api rencana, perhitungan nilai dumping factor (λ), perhitungan besar momen maksimum dan tegangan yang terjadi pada rel dan perhitungan besar momen dan tegangan yang terjadi pada bantalan rel. Dari hasil analisis diketahui bahwa penyebab anjloknya Kereta Api Bima adalah karena nilai tegangan hitung pada rel hampir mendekati nilai tegangan ijin rel (kritis), sehingga kondisi rel eksisting rawan terhadap kelelahan material (fatigue) lebih awal.

References

X. Liu, C. P. L. Barkan, and M. R. Saat, “Analysis of Derailments by Accident Cause,” Transportation Research Record: Journal of the Transportation Research Board, vol. 2261, no. 1. pp. 178–185, 2011.

M. Bagheri, F. Saccomanno, S. Chenouri, and L. Fu, “Reducing the threat of in-transit derailments involving dangerous goods through effective placement along the train consist,” Accid. Anal. Prev., vol. 43, no. 3, pp. 613–620, 2011.

L. Ling, M. Dhanasekar, and D. P. Thambiratnam, “Assessment of road-rail crossing collision derailments on curved tracks,” Aust. J. Struct. Eng., vol. 18, no. 2, pp. 125–134, 2017.

N. Utomo and I. Sholichin, “Determining Safety Distance of Road Users at Unprotected Railway Level Crossing (Case Study: Oro-Oro Ombo Wetan 1-2 Railway Level Crossings),” Proc. 2018 Int. Conf. Sci. Technol. (ICST 2018), pp. 45–49, 2018.

S. H. T. Utomo, Jalan Rel, !!St. Yogyakarta: Beta Offset, 2003.

PJKA, Peraturan Dinas No. 10 Perencanaan Konstruksi Jalan Rel, 1st ed. Bandung: Penerbit PJKA, 1986.

E. Herdianto, I. Sulistyowati, U. Trisakti, and U. Trisakti, “Kapasitas Kekuatan Lentur Bantalan Beton Pada jalan Rel Kelas I Indonesia,” Semin. Nas. cendikiawan ke 4, pp. 243–249, 2018.

J. M. Valentino, “ANALISA RESISTANCE, TRACTIVE EFFORT DAN GAYA SENTRIFUGAL PADA KERETA API TAKSAKA DI TIKUNGAN KARANGGANDUL,” J. Tek. Mesin Untirta, vol. 1, no. 1, pp. 1–8, 2015.

S. T. Atmadja and T. Momen-guling, “Analisa Keluar Rel Kereta Api,” Rotasi (Semarang), vol. 3, no. 1, pp. 33–38, 2001.

C. T. Dick, C. P. L. Barkan, E. Chapman, and M. P. Stehly, “ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE LOCATION AND FREQUENCY OF BROKEN RAILS,” Proc. World Congr. Railw. Res. Col. Ger., pp. 1–19, 2001.

G. Ridho P., “Kumpulan Kisah Pekerjaan Penyelamat perjalanan Kereta Api,” 2018.

Downloads

Published

2025-07-30

How to Cite

Utomo, N., & Solin, D. P. (2025). Analisa Anjlokan Kereta Api Bima Rute Surabaya-Malang Pada KM 8+625 Petak Wonokromo-Waru. KERN : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, 5(2), 7–14. https://doi.org/10.33005/kern.v5i2.13

Issue

Section

Articles